Beritapacitan.com, PACITAN-Ponpes Tremas Pacitan, Jawa Timur, mendadak ramai didatangi pedagang dadakan pada Jumat (1/4/2024) sore. Keramaian ini dipicu oleh acara Haflah Akhidirosah dan Wisuda Kelulusan Santri MA.
Para pedagang memanfaatkan momen kedatangan wali santri dan rombongan keluarga dari berbagai daerah untuk meraup keuntungan.
Sejak petang, mereka sudah memadati area sekitar Ponpes Tremas. Mendirikan lapak-lapak di sekitar area Ponpes Tremas dan menawarkan berbagai macam dagangan dengan harga yang relatif murah.
Bertempat di pinggir jalan, para pedagang berjejer nyaris satu kilometer tanpa putus memenuhi bahu jalan.
Berbagai macam dagangan dijajakan, mulai dari makanan dan minuman, hingga pernak-pernik dan pakaian. Termasuk permainan berbayar, hingga aksesoris bernuansa spiritual.
Tentunya, kemeriahan ini tak pelak menarik perhatian pengunjung, baik dari kalangan wali murid maupun masyarakat setempat. Omzet para penjual di sekitar lokasi wisuda cenderung meningkat drastis.
Seperti yang diungkapkan oleh Umar (35), salah seorang pedagang asal desa setempat. Ia mengaku, pendapatannya meningkat drastis saat event wisuda berlangsung.
“Alhamdulillah, event ini selalu membawa berkah bagi kami. Ada banyak pendatang dari luar kota, untuk menghadiri anaknya berwisuda. Bukan hanya wali santri, warga setempat juga banyak yang hadir untuk menyaksikan kegiatan tahunan ini,” kata pria penjual minuman segar itu.
Di hari biasa, tambah Umar, dirinya dapat keuntungan bersih sekitar Rp100-200 ribu per hari. Sedangkan saat ada suatu kegiatan, Rp400-500 ribu rupiah dapat dikantonginya.
“Kalo naik bisa sampai 100 persen. Bisa dipake untuk kebutuhan keluarga,” jelasnya.
Tak hanya pedagang lokal, para pedagang luar kota pun turut merasakan hal serupa.
Penjual Es Boba dan Aneka Kuliner Panggang, Ika, asal Baturetno, Jawa Tengah mengatakan telah berjualan selama 4 hari di lokasi wisuda. Pun peningkatan pendapatan juga tak luput dari sakunya.
“Saya kesini sudah 2 kali, yang pertama saat acara 2 Abad dan yang kedua acara ini. Saya sudah 4 hari berdagang disini dan pendapatan saya juga meningkat karena banyak sekali orang yang berkumpul disini dan membeli dagangan,” ungkapnya.
Agak berbeda dengan sebelumnya, dirasa kurang puas hanya sekadar keuntungan materil. Beberapa pedagang lain mengaku, kedatangannya adalah jug ingin mendapatkan keberkahan.
“Saya itu kesini tidak semata mata mencari uang dengan cara berdagang, tapi kesini itu juga ingin mencari keberkahan dari pondok. Pondok Tremas ini adalah pondok tua yang menghasilkan ulama ulama terkemuka dan karena itu ben kecipratan sawape,” tutur Pedagang Cinderamata asal Purwodadi, Jawa Tengah, Khoirul.
Meskipun jauh, dia meyakini bahwa selama seseorang sewaktu masih berusaha, disitulah ada jalan rezeki.
“Ya juga tak takut rugi karena dari Purwodadi ke Tremas juga butuh biaya. Datang 4 hari sebelum event ini dilaksanakan juga butuh biaya makan dan lain-lain,” pungkas pria pedagang cinderamata khas santri seperti tasbih, peci, gelang dan cincin berbahan kayu kaoka. (*)