Beritapacitan.com, MAGETAN – Dua tokoh pesantren terkemuka, KH. Luqman Harist Dimyathi dari Pondok Tremas dan KH.
Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans dari Queen Al Azhar Jombang, kembali menghidupkan semangat “Gerakan Ayo Mondok” dalam rangka memperkuat citra pesantren sebagai lembaga pendidikan yang aman dan adaptif terhadap era digital.
Gerakan ini diperkenalkan kembali dalam acara Halal Bihalal Sothel Group di Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Rabu (23/4/2025), yang dihadiri oleh para kiai dan gus se-Jawa Timur.
KH. Luqman menekankan pentingnya persatuan antar pesantren dalam mencetak generasi bertakwa.
Sementara itu, Gus Hans menyoroti isu kekerasan di pesantren dan perlunya langkah strategis untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
Sebagai bagian dari gerakan ini, akan digelar forum “Muhalaqoh” yang mencakup sesi Muhasabah dan Halaqoh pada minggu ketiga Mei di Pondok Pesantren KH. Anwar Iskandar, Ngasinan.
Acara ini akan membahas pencegahan kekerasan seksual dan dipandu oleh Alissa Wahid.

Halaqoh juga akan menghadirkan tokoh publik Raffi Ahmad untuk berdialog tentang pentingnya santri, bu nyai, dan kiai memahami dunia digital dan media sosial.
Langkah ini bertujuan membekali santri dengan keterampilan digital yang sesuai perkembangan zaman.
Gus Hans juga mengungkapkan rencana untuk melibatkan santri dalam program televisi sebagai bagian dari strategi membangun citra pesantren yang positif di mata publik.
Gerakan “Ayo Mondok” diharapkan menjadi momentum pesantren untuk terus bertransformasi, meningkatkan mutu pendidikan, dan merangkul era digital tanpa kehilangan nilai-nilai luhur.
Kolaborasi antara ulama, tokoh publik, dan media diyakini mampu menarik minat generasi muda untuk menjadikan pesantren sebagai pilihan pendidikan unggulan.