Beritapacitan.com, PACITAN – Di tengah guyuran hujan yang masih rajin turun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan tak mau lengah.
Meski langit belum sepenuhnya biru, Mei ini sudah resmi mengantar Pacitan ke gerbang musim kemarau, sesuai rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kita memang sudah masuk musim kemarau tahap pertama, tetapi curah hujan masih terjadi karena ada gangguan atmosfer,” terang Radit Suryo Anggono, saat diwawancarai, Rabu (8/5/2025).
Kondisi ini membuat BPBD menjalankan skenario siaga ganda, satu kaki menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan cuaca ekstrem, satu kaki lainnya melangkah ke arah ancaman klasik musim kemarau kekeringan dan krisis air bersih.
Meski belum ada permintaan resmi dari desa terkait droping air bersih, Radit menegaskan bahwa pihaknya tidak menunggu sampai keran-keran warga kering. Langkah-langkah strategis sudah diambil sejak dini.
“Kita cek kesiapan kendaraan tanki, kita buka kembali data wilayah rawan kekeringan dari tahun lalu, dan kita siapkan posko siaga kekeringan serta karhutla,” jelasnya.
Namun, kesiapsiagaan bukan tanpa hambatan. Radit secara lugas menyebutkan dua tantangan utama: anggaran dan medan.
“Dengan banyaknya wilayah yang terdampak setiap tahun, kebutuhan anggaran besar, belum lagi tantangan geografis Pacitan. Banyak daerah yang sulit dijangkau kendaraan tangki. Ingat, bawa tangki itu bukan seperti bawa truk biasa, bebannya beda,” tegasnya.
Radit juga mengimbau masyarakat agar tidak ragu melapor jika kekurangan air bersih, melalui pemerintah desa.
“Semakin cepat laporan masuk, semakin cepat kami bisa melakukan assessment dan penyaluran air,” ujarnya.
Terakhir, BPBD mengingatkan agar masyarakat mulai berhemat air, karena musim kemarau adalah masa di mana tetes demi tetes air sangat berarti.
“Air adalah kebutuhan utama, jadi mari kita bijak menggunakannya,” pungkas Radit.