Beritapacitan.com, PACITAN – Peringatan Hari Pramuka ke-64 di Pacitan berlangsung hangat dan penuh makna. Bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk kembali mengikat janji serta menghormati jasa pahlawan.
Dimulai 12 Agustus malam, ratusan Pramuka Penegak dan Pandega berkumpul dalam renungan dan ulang janji. Di bawah suasana hening, mereka mengulang komitmen untuk mengamalkan Dasa Dharma dan Tri Satya.
Sebuah pengingat sederhana, bahwa Pramuka tak berhenti di atribut dan barisan upacara, tetapi hidup dalam sikap dan perbuatan.
Keesokan harinya, 13 Agustus, rombongan Pramuka menggelar ziarah ke makam pahlawan. Tabur bunga dan doa bersama menjadi tanda hormat kepada mereka yang lebih dulu berjuang. Dari para pendahulu itulah, nilai pengabdian diwariskan.
Puncak peringatan jatuh pada 14 Agustus melalui upacara di Alun-Alun Pacitan. Wakil Bupati Gagarin bertindak sebagai pembina upacara, menegaskan kembali semboyan “Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan” sebagai jiwa yang harus dijaga setiap anggota.

Ketua DKC Pacitan, Reza Prasetya Andika, menyebut peringatan tahun ini mengandung pesan penting.
“Ulang janji menjadi pengingat komitmen kita, sementara ziarah makam adalah wujud penghormatan kepada pendahulu. Dua hal itu penting agar Pramuka tidak kehilangan arah, tetap peduli, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Rangkaian peringatan akan ditutup dengan Jamboree Cabang Pacitan di Bumi Perkemahan Pancer Dorr pada 14–16 Agustus.
Sebuah ruang pertemuan bagi generasi muda untuk belajar, berkarya, sekaligus memperkuat persaudaraan.
Hari Pramuka di Pacitan tahun ini sederhana, tetapi sarat makna meneguhkan janji dan menghormati pahlawan. Dua hal yang menjadi penopang agar api Pramuka tetap menyala dari generasi ke generasi.(*)