Beritapacitan.com, PACITAN — Pekerja di sektor industri mebel rumahan, seperti tukang kayu, mulai meninggalkan pekerjaannya. Mereka lebih memilih pekerjaan lain.
Namun berbeda dengan Dawam (35), seorang perajin mebel asal Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Baginya hal ini justru menjadi peluang. Pun, dia membuktikan bahwa ketekunan masih jadi kunci rezeki.
Demi menghidupi keluarga, Dawam kini menetap di rumah kontrakan sederhana di Kelurahan Baleharjo.
Dari bengkel kecil di samping rumahnya, ia mengolah kayu menjadi beragam perabot pesanan, mulai dari kursi, meja, hingga lemari. Meski hidup dalam keterbatasan, Dawam tetap menjalani profesinya dengan penuh ketelatenan dan dedikasi.
“Biasanya sekolah-sekolah pesan meja dan kursi, bisa sampai 100 set. Saya kerjakan sendiri, kadang dibantu kerabat kalau kewalahan,” ujar Dawam saat ditemui di bengkel kerjanya, Selasa (3/6/2025).
Pelanggan Dawam bukan hanya individu, tetapi juga institusi pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMK. Mereka mempercayakan kebutuhan mebel sekolah kepada tangan-tangan terampil Dawam.
Salah satu alasan banyak pelanggan kembali adalah harga yang bersahabat. Dawam berusaha menetapkan harga berdasarkan jenis kayu, tingkat kesulitan pengerjaan, serta detail desain, namun tetap terjangkau.
“Harga saya usahakan tetap pas di kantong. Kalau modelnya sederhana, saya kasih harga murah. Tapi kalau desainnya rumit, saya sesuaikan, dan pasti saya jelaskan dulu ke pembeli,” jelasnya.
Meski tanpa karyawan tetap, Dawam mampu menyelesaikan pesanan dalam jumlah besar. Ia mengandalkan keterampilan tangan dan ketekunan dalam setiap proses pengerjaan. Tak sedikit pelanggan yang datang dengan permintaan desain khusus.
“Banyak yang minta dibuatkan sesuai ukuran dan model sendiri. Selama saya bisa, pasti saya buatkan,” tambahnya. (*)