Beritapacitan.com, PACITAN– Langka setok telur menjadi biangkerok mahalnya harga tembus Rp30 ribu perkilogramnya. Imbas dari itu pun omset pedagang di Pasar Minulyo Pacitan menurun drastis.
Kenaikan harga telur dirasakan oleh pedagang, sejak paska Lebaran 1444 Hijriah, yang berbuntut hingga saat ini (23/05/2023). Padahal, sebelumnya harga telur Rp25 ribu sekarang Rp30 ribu.
“Yang paling kerasa kenaikannya untuk harga bahan pokok ya telur, dulu pas lebaran 1444 Hijriah kan sekitar Rp25 ribu sampai Rp28 ribu, dan sekarang ini Rp30 ribu.” kata pedagang sembako Ismi (67) saat ditemui di lapaknya, selasa (23/05/2023).
Telur ayam yang notabennya menjadi lauk paling digemari, sekarang masyarakat beralih ke alternatif yang lain, seperti tahu, tempe disebabkan harganya lebih terjangkau. Pedagang pun mengeluh, imbas dari kenaikan harga telur, berujung pada turunnya minat beli masyarakat.
“Sekarang pasarnya jadi sepi, terakhir ramai pas lebaran pas harga telurnya Rp25 ribu, lha sekarang setok telur saya cuma 1 krat,”ungkap Yani (49), pedagang telur.
Lanjut, Ia menduga salah satu penyebabnya naiknya harga telur, disebabkan kelangkaan stok telur dari peternak,”biasanya kalau sudah diborong sama pemborong, harganya jadi naik, pasarnya juga sepi,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk harga sembako lainya masih cukup stabil diantaranya, beras masih stabil diharga Rp10 ribu 500, minyak fortune turun sedikit, satu liter Rp16 ribuan, gula pasir diharga Rp15 ribu 500, dan gula merah diharga Rp15 ribu.
Disamping itu, pedagang berharap agar secepatnya ada solusi, sehingga harga barang pokok tetap terjangkau masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, dipasaran nasional harga telur kemungkinan akan terus naik diatas Rp30 ribuan.
“Harapannya semoga harganya bisa turun, biar pembeli di pasar juga tambah ramai, masyarakat jelas keberatan kalo harganya terus naik,” pungkasnya. (Al/jh/Red)