Beritapacitan.com, PACITAN – Pasir putih, debur ombak, dan tebing karang menjulang di Pantai Klayar, seolah menyambut hangat kepulangan Elnada Gefania Saputri.
Mahasiswi IAIN Ponorogo asal Pacitan ini mengaku jarang pulang kampung karena kesibukan kuliah, namun setiap kali kembali, laut selatan Pacitan menjadi tempat pertama yang ia tuju.
“Pantai Klayar itu selalu istimewa. Meski sering saya lihat di media sosial, rasanya berbeda kalau datang langsung. Ada ketenangan yang bikin rindu kampung halaman sedikit terobati,” ungkapnya, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Elnada tampak menikmati setiap langkah di pasir, membiarkan kakinya basah tersapu ombak.
Sesekali ia duduk di batu karang, memandangi cakrawala dengan tatapan yang penuh makna. Baginya, Pantai Klayar bukan hanya destinasi wisata, melainkan ruang untuk merefleksikan diri.
Pantai yang berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Pacitan ini memang tak pernah kehilangan daya pikat.
Suara khas seruling laut yang muncul dari celah karang, ditambah panorama tebing kokoh yang seolah memeluk laut, menjadikan Klayar tak hanya sekadar pantai, tetapi mahakarya alam.
Tak heran, wisatawan dari berbagai daerah rela menempuh perjalanan panjang demi melihat langsung keindahannya.
Begitu pula bagi Elnada, yang menyebut setiap kunjungan ke Klayar seperti mengisi kembali energi batin untuk melanjutkan perjalanannya di tanah rantau.
“Di sini saya merasa lebih dekat dengan alam, sekaligus lebih dekat dengan diri sendiri. Pacitan memang pantas disebut surga tersembunyi,” tambahnya.
Kunjungan Elnada menjadi pengingat bahwa meski jarang pulang, cinta terhadap tanah kelahiran selalu menemukan jalannya.
Dan Pantai Klayar, dengan segala keindahan dan kesederhanaannya, selalu siap menyambut siapa saja yang merindukan Pacitan.(*)