Beritapacitan.com, PACITAN – Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah organik terus digencarkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pacitan.
Salah satu langkah yang kini diperkenalkan adalah pengolahan limbah dapur menjadi eco-enzyme, cairan serbaguna hasil fermentasi alami.
Kepala DLH Pacitan, Cicik Roudlotul Jannah, menjelaskan bahwa eco-enzyme terbuat dari limbah dapur seperti kulit buah dan sayur, yang difermentasi bersama gula merah dan air.
Proses fermentasi selama kurang lebih 90 hari akan menghasilkan cairan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
“Eco-enzyme bisa digunakan sebagai pembersih rumah tangga, pestisida alami, pengharum ruangan, bahkan membantu menjernihkan saluran air. Ini cara sederhana yang bisa dilakukan siapa saja dari rumah,” jelas Cicik, Senin, 30 Juni 2025.
Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang digelar di berbagai instansi pemerintah, komunitas, dan organisasi seperti Bhayangkari, DLH ingin mengenalkan manfaat eco-enzyme sebagai solusi ekologis sekaligus ekonomis.
“Kalau ditekuni, ini bisa mengurangi kebutuhan membeli produk pembersih dan bahkan bisa menjadi peluang usaha rumahan. Selain membantu lingkungan, juga menambah penghasilan keluarga,” imbuhnya.
Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, eco-enzyme juga dinilai ampuh dalam memperbaiki lahan kritis akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan serta meningkatkan kualitas air di lingkungan tercemar ringan seperti selokan atau sungai kecil.
Untuk memperluas dampaknya, DLH Pacitan memasukkan pelatihan eco-enzyme ke dalam program unggulan seperti Sekolah Adiwiyata, Bank Sampah, dan gerakan Masdarling (Masyarakat Sadar Lingkungan).
“Kami berharap para peserta, khususnya para ibu rumah tangga, bisa menjadi pelopor di lingkungan masing-masing. Dari dapur rumah, kita bisa mulai langkah nyata untuk menjaga bumi,” tutup Cicik. (*)