Beritapacitan.com, PACITAN – Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berupaya meningkatkan ketersediaan air untuk lahan pertanian melalui program pembangunan sumur bor. Tahun ini, Klaster 1 mendapatkan alokasi delapan titik sumur yang tersebar di empat kecamatan.
Kepala Bidang Sarana, Prasarana, dan Penyuluh Pertanian DKPP Pacitan, Susilo Budi, menyampaikan bahwa dari delapan titik tersebut, Kecamatan Tulakan mendapat empat titik, Punung dua titik, serta masing-masing satu titik di Nawangan dan Tegalombo.
“Proses pengajuannya dilakukan oleh kelompok tani melalui DKPP, kemudian kami usulkan ke pusat. Setelah itu, ada tahapan verifikasi dari pemerintah pusat,” jelas Susilo Budi kepada beritapacitan.com
Namun demikian, pembangunan sumur bor di Pacitan menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya adalah kondisi geografis yang cukup menantang serta ketidakpastian potensi air tanah.
“Pacitan ini medannya sulit. Potensi air tanahnya pun tidak pasti, karena sifatnya masih dugaan. Misalnya, diperkirakan ada air di kedalaman 60 meter, ternyata tidak ditemukan,” ungkapnya.
Dari delapan titik yang sedang dalam proses pembangunan, tiga di antaranya menggunakan sumber air tanah melalui pengeboran, sedangkan lima lainnya memanfaatkan aliran sungai.
Susilo menambahkan bahwa anggaran pembangunan berasal dari pemerintah pusat dan bersifat padat karya, yang artinya melibatkan kelompok tani dalam pelaksanaannya.
“Data yang masuk ke kami menjadi dasar pengusulan program. Wilayah-wilayah yang sangat membutuhkan akan menjadi prioritas,” ujarnya.
Pihak DKPP berharap di tahun 2025 mendatang, titik-titik yang belum kebagian program tahun ini bisa mendapatkan susulan.
“Harapan kami, yang belum dapat tahun ini bisa menyusul tahun depan,” tandas Susilo. (*)