Thursday, July 3, 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
Berita Pacitan
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Ekonomi
  • Opini
  • Kriminal
  • Olah Raga
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pemerintahan
  • Kesehatan
  • Peristiwa
  • Login
No Result
View All Result
Berita Pacitan
No Result
View All Result
Home Pariwisata

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

Editor: Al Ahmadi

Admin Berita Pacitan by Admin Berita Pacitan
May 13, 2025
in Pariwisata, Uncategorized
Reading Time: 2min read
0
Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan
13
SHARES
31
VIEWS
WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Beritapacitan.com, PACITAN – Di balik gemuruh ombak Pantai Tawang, tersimpan kisah mistis yang telah turun-temurun dipercaya oleh masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan.

Tradisi Jangkrik Genggong bukan hanya sebuah pertunjukan budaya, melainkan manifestasi dari legenda lokal yang melekat kuat dalam memori kolektif warga.

Related posts

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, Turmudi, memberikan keterangan untuk segera meminimalisir potensi kecelakaan laut, Selasa, 24 Juni 2025. (Foto: Sunardi/Berita Pacitan)

Cegah Laka Laut, Pacitan Perketat Keamanan Wisata Pantai Jelang Liburan Sekolah

June 24, 2025
56
Gelaran Music Goya yang diselenggarakan pada Minggu siang, 15 Juni 2025 di area Goa Gong ikon pariwisata unggulan Pacitan. (Foto: Sunardi/Berita Pacitan)

Tarik Pelancong Domestik dan Mancanegara, Disparbudpora Pacitan Gelar Music Goa

June 15, 2025
86

Konon, kisah ini berakar dari legenda pertemuan antara Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati. Dikisahkan bahwa Panembahan Senopati seorang raja Mataram menikahi Nyi Roro Kidul demi memperoleh kekuatan gaib untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Namun, setelah berhasil menggapai ambisinya, Panembahan Senopati meninggalkan sang ratu dalam keadaan mengandung (Hamil).

Dari rahim Nyi Roro Kidul, lahirlah seorang putra bernama Rogo Bahu. Ketika dewasa, ia mencari ayahnya ke Kerajaan Mataram.

Namun, sang ayah menolak mengakui dirinya. Dalam kekecewaan dan amarah, Rogo Bahu memutuskan untuk pergi dan hidup mengembara, hingga akhirnya menetap di pesisir yang kini dikenal sebagai Pantai Tawang.

Di tempat itu, Rogo Bahu bertemu empat tokoh dari Keraton Nyi Gadung Melati, Nyi Gambir Anom, Tumenggung Mangkunegaran, dan Ki Wonocaki. Persahabatan yang terjalin membuat mereka berlima sepakat menetap di wilayah tersebut.

Mereka membuat lima sumur sebagai sumber kehidupan, dan dari sanalah masyarakat mulai berdatangan, hingga Tawang menjadi permukiman yang ramai.

Menariknya, kelima sumur peninggalan para pepunden ini masing-masing memiliki nama Sumur yang berbeda, Rogo Bahu memiliki sumur Di pantai tawang, Sumur Gede Nyi Gadung Melati, Sumur pinggir Nyi Gambir Anom, Sumur Wungu Tumenggung Mangkunegaran, dan Sumur teren Ki Wonocaki.

Kelima sumur tersebut dipercaya memiliki daya spiritual dan menjadi tempat pelarungan sajen dalam prosesi adat tahunan.

Kelima tokoh ini kemudian dikenal sebagai leluhur atau pepunden. Mereka memiliki kegemaran yang sama: mendengarkan gending-gending Jawa.

Dari semuanya, kesukaan Ki Wonocaki pada gending Jangkrik Genggong menjadi yang paling membekas di benak warga. Gending itu dikenal energik, khas, dan menjadi ikon kebudayaan Tawang hingga kini.

Setelah wafatnya kelima pepunden, warga setempat mengaku mendapatkan petunjuk melalui mimpi untuk menjaga dan merawat sumur peninggalan mereka. Dari sanalah muncul inisiatif untuk menggelar tradisi tahunan Tradisi Jangkrik Genggong.

Di tahun ini kegiatan puncak dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2025 ,namun acara diawali dua hari sebelum acara puncak. Hari pertama diisi dengan bersih dusun, dan hari kedua prosesi adat, termasuk doa bersama serta makan bersama bertempat di Pelelangan Ikan (TPI) Tawang.

Prosesi dilanjutkan dengan pelarungan sajen ke lima sumur sebagai bentuk penghormatan kepada para pepunden.

Puncak acara ditandai dengan pertunjukan tari sakral, dimana kelima pepunden diperankan oleh pria meski dua di antaranya adalah tokoh perempuan. Setiap tokoh mendapat giliran menari, dengan penutup Ki Wonocaki yang menampilkan tarian iringan gending Jangkrik Genggong.

Juru kunci lokasi sumur, Suwito, saat ditemui menyatakan bahwa tradisi ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan wujud ketaatan terhadap amanah spiritual.

“Ini bukan sekadar budaya, tapi warisan yang harus dijaga dengan hati. Kita diajari menghormati tanah, leluhur, dan sejarah. Gending Jangkrik Genggong itu bukan hanya suara, tapi simbol semangat hidup warga Tawang,” jelas Suwito. Selasa, (13/5/2025).

Menariknya, warga meyakini bahwa jalur tengah menuju panggung adalah jalur khusus yang tidak boleh dilewati sembarangan. Jika dilanggar, diyakini akan berakibat kesurupan, sebagai bentuk pelanggaran terhadap jalan para leluhur.

Tradisi Jangkrik Genggong menjadi warisan budaya yang hidup, bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga wujud ketaatan terhadap nilai, sejarah, dan spiritualitas lokal. (*)

Dengan pelestarian yang terus dilakukan oleh masyarakat Tawang, tradisi ini menjadi simbol harmoni antara manusia, budaya, dan alam.(*)

Tags: #PACITANJangkrik Genggong
SendShare5Tweet3
Previous Post

Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

Next Post

LKS Tak Wajib Dibeli, Dindik Pacitan Minta Sekolah Lebih Transparan

Admin Berita Pacitan

Admin Berita Pacitan

Next Post
LKS Tak Wajib Dibeli, Dindik Pacitan Minta Sekolah Lebih Transparan

LKS Tak Wajib Dibeli, Dindik Pacitan Minta Sekolah Lebih Transparan

Delapan Titik Sumur Pertanian Dibangun di Pacitan, DKPP Fokus Pantau Progres

Delapan Titik Sumur Pertanian Dibangun di Pacitan, DKPP Fokus Pantau Progres

Inovasi Ramah Lingkungan, PMII Pacitan Kenalkan Alat Pembakaran Sampah Minim Asap ke DLH

Inovasi Ramah Lingkungan, PMII Pacitan Kenalkan Alat Pembakaran Sampah Minim Asap ke DLH

Please login to join discussion
Berita Pacitan

Media Online Pertama di Kabupaten Pacitan yang menumbuhkan jiwa optimisme, di kemas dalam berita positif dan mengispirasi sesuai Undang-Undang Pers Tahun 1999

Sampah berceceran di Jalan Ahmad Yani Pacitan usai acara Festival Rontek tahun lalu. (Foto: Sunardi/Berita Pacitan)
Peristiwa

DLH Galang Pasukan Bersih-bersih Sampah dalam Festival Rontek Pacitan

by Sunardi
July 2, 2025
0
17

Beritapacitan.com, PACITAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pacitan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi sosial peduli lingkungan bertajuk Aksi...

Read more
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memberi penghormatan sebagai inspektur upacara dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di halaman Pendopo Kabupaten, (Foto: Prokopim Pacitan).

Bupati Pacitan Tekankan Polri Harus Jadi Penyejuk di Tengah Masyarakat

July 1, 2025
16
Dengan memegang botol hasil fermentasi, salah satu peserta Bhayangkari mendampingi Kepala DLH Pacitan Cicik Roudlotul Jannah yang memberikan pemaparan manfaat eco-enzyme di hadapan puluhan anggota Bhayangkari, Senin, 30 Juni 2025. (Foto: Sunardi Berita Pacitan)

Miliki Ragam Manfaat, DLH Pacitan Kenalkan Olahan Limbah Dapur Eco Enzyme

June 30, 2025
77
Razia malam oleh Satpol PP Pacitan di salah satu ko. Petugas menemukan penghuni kos yang tidak bisa menunjukkan identitas hubungan sah. Operasi ini bagian dari patroli cipta kondisi yang digencarkan Satpol PP selama tiga bulan terakhir.(Foto: Satpol-PP for Berita Pacitan)

Tiga Bulan Operasi, Satpol PP Pacitan Amankan 7 Pasangan Non-Sah dan 5 Pengamen 

June 30, 2025
114
Sejumlah atlet dan official kontingen Pacitan berpose bersama usai persiapan menjelang pertandingan dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) tahun 2025.(Foto: Disparbudpora for Berita Pacitan)

Pacitan Koleksi 16 Medali Sementara di PORPROV IX Jawa Timur 2025

June 30, 2025
42

Berita Terbaru

Sampah berceceran di Jalan Ahmad Yani Pacitan usai acara Festival Rontek tahun lalu. (Foto: Sunardi/Berita Pacitan)

DLH Galang Pasukan Bersih-bersih Sampah dalam Festival Rontek Pacitan

July 2, 2025
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memberi penghormatan sebagai inspektur upacara dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di halaman Pendopo Kabupaten, (Foto: Prokopim Pacitan).

Bupati Pacitan Tekankan Polri Harus Jadi Penyejuk di Tengah Masyarakat

July 1, 2025

Temukan Kami di :

Berita Terpopuler

  • DLH Galang Pasukan Bersih-bersih Sampah dalam Festival Rontek Pacitan
  • Bupati Pacitan Tekankan Polri Harus Jadi Penyejuk di Tengah Masyarakat
  • Miliki Ragam Manfaat, DLH Pacitan Kenalkan Olahan Limbah Dapur Eco Enzyme
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

No Result
View All Result
  • Home
  • Kuliner
  • Kriminal
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Olah Raga
  • Login

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In