Beritapacitan.com, Pacitan – Volume sampah di Kabupaten Pacitan kini mencapai 30 hingga 33 ton setiap harinya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan, Cicik Roudlotul Jannah, mengungkapkan bahwa lonjakan ini dipicu oleh kegiatan besar dan minimnya kesadaran pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
“Kalau ada event, volume sampah pasti naik. Kontainer kita sebarkan ke setiap kelurahan dan desa, tapi kalau desa bikin acara dan sampahnya banyak, ya volume ikut melonjak,” jelasnya kepada Beritapacitan.com
Lima kelurahan yang saat ini aktif mengelola sampah lewat Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah Sidoarjo, Pucangsewu, Pacitan (masih tahap rintisan), Ploso, dan Baleharjo. Fokusnya masih dominan pada sampah rumah tangga.
“Jenis sampah paling banyak itu organik, sisa makanan, lebih dari 50 persen. Jadi solusinya memang harus dimulai dari rumah. Kalau kita punya ayam atau lele, sisa makanan bisa jadi pakan. Itu sudah mengurangi separuh masalah,” jelasnya.
Menurut Cicik, tantangan utama pengelolaan sampah bukan pada berat tonasenya, tapi pada dampak bau dan potensi penyakit.
Ia menambahkan, peningkatan volume sampah biasanya hanya terjadi saat event besar atau menjelang Lebaran.
Untuk tahun 2025, DLH merancang lima kelurahan sebagai pilot project pengembangan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Namun, program ini belum sepenuhnya bisa menjangkau seluruh desa.
“Sebenarnya edukasi sudah sampai ke tingkat RT, tapi memang masih perlu ditingkatkan lagi. Harapannya, masyarakat bisa melihat lingkungan dengan hati. Ini soal masa depan anak cucu kita,” tandas Cicik.