Beritapacitan.com, PACITAN – Sampah bukan cuma soal bau dan kotor, tapi juga soal mental dan budaya. Itulah pesan yang rajin digaungkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pacitan.
Nggak mau kalah dari tren gaya hidup sehat dan estetik, DLH juga menggagas pengelolaan sampah lewat program Masyarakat Sadar Lingkungan atau Mas Darling.
Targetnya? Bikin warga Pacitan melek sampah dari rumah!
Kepala DLH Pacitan, Cicik Roudlotul Jannah, menjelaskan, program ini hadir karena satu alasan mendasar: sampah itu tanggung jawab semua orang.
“Setiap hari kita buang sesuatu, entah itu bungkus mi instan, sedotan bekas, sampai sisa nasi. Kalau semua cuek, bisa jadi bencana,” ujarnya.
Setiap harinya, DLH bergerilya ngangkut sampah dari kontainer-kontainer di kota dan pasar ke TPA.
Tapi bukan itu saja. Mereka juga rajin turun ke masyarakat. Dari ibu-ibu PKK, siswa sekolah, komunitas lokal, sampai perusahaan diajak melek pengelolaan sampah.
“Yang penting dimulai dari rumah. Pisahkan sampahmu sebelum dipisahkan semesta,” tambah Cicik.
DLH juga punya pasukan pendamping yang siap ngasih support ke pengelola TPS 3R, Pusat Daur Ulang, rumah kompos, sampai bank sampah.
Misi mereka? Kurangi sampah hingga 30 persen. Tapi perjuangan ini nggak selalu mulus.
“Respons masyarakat masih campur aduk. Ada yang udah keren banget, rajin pilah sampah. Tapi ada juga yang buang sampah seenaknya,” curhat Cicik.
Menurutnya, tantangan terbesar justru ada di kepala: budaya buang sampah sembarangan susah banget diubah.
Apalagi, data menunjukkan lebih dari separuh sampah di Pacitan berasal dari rumah tangga.
Artinya, kalau mau Pacitan bersih, ya harus mulai dari dapur sendiri. Dari situlah muncul gerakan berantai dengan nama kece: Tim Percepatan “Pacitan BISA” – Bersih, Indah, Sehat, Asri.
Tim ini rame-ramean, melibatkan banyak OPD: dari Dinkes sampai Dibudparpora.
Dan jangan salah, program-programnya juga punya nama-nama unik: Si Darling (Siswa Sadar Lingkungan) buat pelajar; Pesta Darling (Perusahaan/Swasta Sadar Lingkungan) buat pelaku usaha; dan yang terbaru, Kelurahan BISA: pilot project kampung yang di-set jadi bebas sampah, mandiri, dan tentunya bersih.
“Kami mulai dari lima kelurahan dulu. Di sana, kelompok swadaya masyarakat digerakkan untuk kelola sampahnya sendiri. Targetnya, zero waste ke TPA,” jelas Cicik, penuh optimisme.
DLH percaya, dengan semangat bareng-bareng dan pendekatan yang nyentuh langsung ke masyarakat, Pacitan nggak cuma bisa bersih, tapi juga bisa jadi ikon lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Karena pada akhirnya, kata Cicik, “Sampah itu bukan musuh. Asal dikelola dengan benar, dia bisa jadi berkah. Jadi, mari sadar lingkungan, mulai sekarang. Jangan tunggu nanti, nanti keburu menggunung,” tutupnya. (*)