Dalam upaya menjaga situasi tetap kondusif selama bulan Ramadan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAINU Pacitan menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pacitan dalam mencegah potensi konflik.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan antara BEM STAINU dan Kesbangpol Pacitan, yang membahas langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi konflik, khususnya pada tradisi rontek gugah sahur yang kerap memicu gesekan di masyarakat.
Muhammad Afrianto, Anggota BEM STAINU Pacitan, menegaskan kesiapan organisasi mahasiswa ini untuk turut serta dalam mencegah terjadinya konflik.
“Kami BEM STAINU Pacitan siap berkomitmen dalam mencegah konflik saat Ramadan. Jadi, forum ini bukan hanya sekedar silaturahmi maupun sharing-sharing, tapi juga untuk berkolaborasi mencegah potensi konflik saat Ramadan,” ujarnya.
Afrianto menambahkan, peran mahasiswa sangat penting dalam menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjaga kerukunan selama bulan suci.
“Kami akan aktif mendukung program-program monitoring dan deteksi dini yang dilakukan oleh Kesbangpol. Selain itu, kami juga berencana untuk terjun langsung ke masyarakat guna memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga ketertiban dan harmoni,” lanjutnya.
Analis kebijakan ahli muda Bakesbangpol Pacitan, Muchamad Echram, menjelaskan bahwa monitoring ini merupakan bagian dari tugas Kesbangpol.
“Monitor dilakukan dalam rangka deteksi dini dan pencegahan dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) keamanan daerah,” jelas Echram kepada Berita Pacitan pada Kamis, 9 Januari 2025.
Menurutnya, Kesbangpol secara rutin bertemu dengan unsur pimpinan dan tokoh masyarakat di setiap kecamatan.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).
“Kami akan terus menjalin sinergi dengan seluruh stakeholder, sehingga sekecil apa pun permasalahan yang muncul dapat terdeteksi sejak dini,” ujar Echram.
Ia menambahkan bahwa deteksi dini memungkinkan pencegahan konflik sebelum terjadi. Bahkan jika konflik sudah muncul, langkah mitigasi akan dilakukan agar tidak meluas. “Dengan begitu, Kabupaten Pacitan akan tetap aman dan kondusif,” tambahnya.
Hasil monitoring akan dilaporkan kepada Bupati Pacitan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan kewaspadaan dini.
“Selain itu, data dari monitoring ini juga akan kami gunakan untuk menyusun peta rawan konflik di Kabupaten Pacitan,” pungkasnya.