Beritapacitan.com, PACITAN – Ironi masih menyelimuti dunia kelautan di Kabupaten Pacitan.
Meski hidup bergantung dari laut, ternyata sebagian besar nelayan di daerah berjuluk Kota 1001 Goa ini tidak bisa berenang.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan, Bambang Mahendrawan, mengungkapkan, dari total sekitar 4.000 nelayan, hanya sekitar 2.500 yang sudah terdaftar secara resmi.
Lebih memprihatinkan lagi, lebih dari separuh di antaranya tidak memiliki kemampuan dasar berenang.
“Lebih dari 60 persen nelayan kita ternyata tidak bisa berenang. Tapi banyak yang merasa ribet membawa atau memakai life jacket. Padahal alat itu bisa menyelamatkan nyawa,” jelas Bambang, Senin, 13 Oktober 2025.
Pun tingginya risiko kecelakaan laut, termasuk kasus nelayan tenggelam, masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah Pacitan.
“Kami rutin menyampaikan kondisi cuaca berdasarkan perkiraan BMKG, baik harian maupun mingguan. Misalnya ketika ombak di Laut Jawa berpotensi mencapai dua meter, kami langsung sampaikan sebagai bentuk peringatan, kewaspadaan, dan kehati-hatian bagi nelayan,” terangnya soal upaya antisipasi.
Informasi tersebut, lanjut Bambang, tidak hanya disampaikan melalui penyuluh lapangan, tetapi juga dapat diakses langsung melalui papan informasi di TPI.
“Pak Bupati juga sudah memberikan bantuan alat keselamatan, termasuk life jacket, serta asuransi kerja bagi nelayan. Kita semua tidak berharap ada musibah, tapi ketika itu terjadi, ada perlindungan yang memayungi mereka,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong pemerintah desa pesisir untuk membuat aturan yang mewajibkan setiap perahu membawa alat keselamatan sebelum berangkat.
Ia mengatakan, keselamatan nelayan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab bersama antara negara dan masyarakat pesisir.
“Kita ini bangsa maritim, tapi jangan sampai semangat melaut justru mengabaikan keselamatan. Laut bukan tempat menantang takdir, tapi ruang untuk hidup dengan kehati-hatian,” tutupnya.(*)