Beritapacitan.com, PACITAN – Warga Dusun Krajan, Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, masih terkejut sekaligus diliputi keresahan. Wawan (45), yang selama ini dikenal sebagai sosok pendiam dan kerap dianggap baik, mendadak berubah menjadi pelaku pembacokan sadis di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari.
Sehari-hari, Wawan bekerja sebagai penjaga sekolah di SDN Kayen sekaligus berjualan es dan makanan di kantin sekolah. Tiga tahun ia mengabdi di sana, hingga tahun ini diangkat sebagai PPPK paruh waktu. Status baru itu sempat memberinya harapan untuk memperbaiki rumah tangganya yang retak.
“Dia ingin ngajak istrinya rujuk setelah jadi PPPK. Tapi istrinya menolak karena sudah ada rencana menikah lagi,” ungkap Misgiman, tetangga Wawan, Senin (22/9/2025).
Wawan disebut tidak pernah bermasalah dan dikenal aktif dalam kegiatan RT.
“Orangnya pendiam, kalau pas kegiatan RT arisan sering ikut, bahkan aktif. Tidak ada yang menyangka dia bisa bertindak seperti itu,” tambah Misgiman.
Ketegangan memuncak pada Sabtu malam, 20 September 2025. Setelah menitipkan anaknya di rumah saudaranya, Wawan mendatangi rumah mantan istrinya dengan membawa sabit.
Amukannya merenggut nyawa Timi (50) dan melukai empat orang lainnya: Miskun (60), Miswati (40), Eki (27), dan Arga (10). Semua korban luka berat kini dirawat intensif di RSUD Pacitan.
Usai kejadian, Wawan melarikan diri. Hingga kini ia masih buron dan diduga membawa senjata tajam. Situasi ini membuat warga Kayen maupun Temon hidup dalam bayang-bayang ketakutan.
“Biasanya jam sembilan malam warung masih buka, anak-anak main di jalan. Sekarang sepi, orang takut keluar rumah,” kata Misgiman.
Polisi bersama pemerintah desa memperketat patroli di dua wilayah tersebut. Aparat juga terus memburu keberadaan Wawan yang disebut kabur dalam kondisi mental labil. Warga berharap pelaku segera ditangkap agar keresahan di kampung mereka berakhir. (*)