Beritapacitan.com, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan merilis data terbaru terkait kejadian bencana alam dan non-alam sepanjang tahun 2025.
Hingga 23 Juni, total tercatat 190 kejadian bencana dengan dampak kerusakan cukup signifikan, baik terhadap rumah warga maupun fasilitas umum.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radit Suryo Anggono, menjelaskan bahwa bencana paling dominan adalah tanah longsor, yang mencapai 132 kejadian, disusul pohon tumbang (18 kejadian), dan erosi serta pencarian pertolongan masing-masing sebanyak 8 kasus.
Selain itu, terdapat pula 6 kejadian kebakaran, serta bencana lain seperti banjir luapan, cuaca ekstrem, angin kencang, dan puting beliung.
“Wilayah rawan seperti Kecamatan Tegalombo, Arjosari, dan Tulakan menjadi titik terbanyak kejadian, dengan masing-masing 37, 27, dan 21 peristiwa bencana. Kami terus memperkuat koordinasi lintas sektor untuk mengantisipasi puncak musim kemarau yang berpotensi memperparah kondisi,” ujar Radit saat ditemui di kantornya pada Rabu (25/6/2025).
Dari total kejadian tersebut, 13 warga dilaporkan meninggal dunia, 3 mengalami luka-luka, dan 15 lainnya harus mengungsi. Selain itu, 1 orang dinyatakan hilang.
Kerusakan pada hunian warga juga cukup besar, dengan total 121 rumah rusak. Rinciannya 6 rumah rusak berat, 16 rusak sedang, 59 rusak ringan, dan 40 rusak sangat ringan.
Sementara itu, 69 fasilitas umum turut terdampak, mencakup jalan (46 titik), talud (14), sekolah/gedung (6), saluran irigasi (1), tempat usaha (1), dan jembatan (1).
Radit juga menyoroti aktivitas gempa bumi yang terpantau terjadi sebanyak 93 kali, dengan magnitudo antara 1-3 SR dan kedalaman berkisar antara 5 hingga 131 km, meski belum ada yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“BPBD terus meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, termasuk melalui edukasi masyarakat serta pemantauan wilayah rawan secara berkala,” tambahnya.
Infografis ini menunjukkan urgensi penguatan sistem penanggulangan bencana secara lebih terintegrasi di Pacitan, yang secara geografis dan geologis memang rawan bencana alam.(*)