Beritapacitan.com, PACITAN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pacitan terus menggalakkan program pembuatan lubang biopori sebagai upaya pelestarian lingkungan, pengelolaan sampah, dan peningkatan daya resap air tanah.
Kepala DLH Pacitan, Cici Roudlotul Jannah, menyampaikan bahwa inisiatif ini telah berjalan cukup lama, terutama di wilayah yang mengikuti program lingkungan seperti Desa Berseri dan Adiwiyata.
“Mereka bergerak untuk bikin itu karena yang fungsinya bisa berkelanjutan. Ini sudah berjalan cukup lama. Kalau kampung-kampung yang kemarin belum punya program apa-apa lalu membuat biopori, itu memang baru,” jelas Cici.
Program Desa Berseri dan Adiwiyata menjadi indikator penting dalam penerapan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat.
“Di desa berseri pasti bikin biopori. Dari level maju, madya, sampai mandiri. Satu dusun yang masuk program desa berseri pasti kami fasilitasi pembuatan biopori di situ,” tambahnya.
Ia mencontohkan Kelurahan Baleharjo di Dusun Plelen yang telah memiliki setidaknya 5 sampai 10 lubang biopori.
Cici menjelaskan bahwa program ini bersifat bertahap dan akan terus dikembangkan hingga seluruh dusun di Kabupaten Pacitan dapat menerapkannya.
“Dari target 1.000 biopori, saat ini sudah terlaksana 700. Kami merencanakan penambahan hingga mencapai 5.000 biopori,” ungkapnya.
Lebih lanjut, program ini tidak hanya bersifat top-down. Menurut salah satu tim pendamping di lapangan, Budi mengatakan masyarakat juga berperan aktif dengan menghadirkan berbagai inovasi dalam pembuatan biopori.
“Masyarakat memiliki inisiatif sendiri. Kami hanya memberikan konsep dasarnya. Biasanya desa berseri itu lebih kreatif, bahkan ada yang membuat biopori tidak pakai pipa, tapi botol bekas,” jelasnya.
Biopori tak hanya bermanfaat sebagai resapan air hujan, tapi juga berfungsi sebagai pengelolaan sampah organik, terutama di wilayah yang tidak memiliki lahan pembuangan sampah.
Salah satu tim pembuatan biopori, Endro menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi sarana edukasi lingkungan bagi masyarakat.
“Dengan adanya biopori, kita bisa meningkatkan resapan air ke tanah, mengurangi banjir, menjaga ketersediaan air bersih, dan mengurangi volume sampah organik,” tegasnya.