Tuesday, May 13, 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
Berita Pacitan
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Ekonomi
  • Opini
  • Kriminal
  • Olah Raga
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pemerintahan
  • Kesehatan
  • Peristiwa
  • Login
No Result
View All Result
Berita Pacitan
No Result
View All Result
Home Pariwisata

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

Editor: Al Ahmadi

Admin Berita Pacitan by Admin Berita Pacitan
May 13, 2025
in Pariwisata, Uncategorized
Reading Time: 2min read
0
Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan
6
SHARES
15
VIEWS
WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Beritapacitan.com, PACITAN – Di balik gemuruh ombak Pantai Tawang, tersimpan kisah mistis yang telah turun-temurun dipercaya oleh masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan.

Tradisi Jangkrik Genggong bukan hanya sebuah pertunjukan budaya, melainkan manifestasi dari legenda lokal yang melekat kuat dalam memori kolektif warga.

Related posts

Wisatawan Nurul Permatasari saat berfoto di pinggiran Pantai Watu Karung Pacitan. (Foto: Nurul for Berita Pacitan)

Berlibur ke Pacitan: Pantai Watu Karung, Surga Foto Instagramable di Selatan Jawa

May 11, 2025
42
Table Top Pacitan Tourism 2025 Gaet Perhatian Travel Agent, 8.510 Paket Wisata Terjual

Table Top Pacitan Tourism 2025 Gaet Perhatian Travel Agent, 8.510 Paket Wisata Terjual

May 9, 2025
143

Konon, kisah ini berakar dari legenda pertemuan antara Nyi Roro Kidul dan Panembahan Senopati. Dikisahkan bahwa Panembahan Senopati seorang raja Mataram menikahi Nyi Roro Kidul demi memperoleh kekuatan gaib untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Namun, setelah berhasil menggapai ambisinya, Panembahan Senopati meninggalkan sang ratu dalam keadaan mengandung (Hamil).

Dari rahim Nyi Roro Kidul, lahirlah seorang putra bernama Rogo Bahu. Ketika dewasa, ia mencari ayahnya ke Kerajaan Mataram.

Namun, sang ayah menolak mengakui dirinya. Dalam kekecewaan dan amarah, Rogo Bahu memutuskan untuk pergi dan hidup mengembara, hingga akhirnya menetap di pesisir yang kini dikenal sebagai Pantai Tawang.

Di tempat itu, Rogo Bahu bertemu empat tokoh dari Keraton Nyi Gadung Melati, Nyi Gambir Anom, Tumenggung Mangkunegaran, dan Ki Wonocaki. Persahabatan yang terjalin membuat mereka berlima sepakat menetap di wilayah tersebut.

Mereka membuat lima sumur sebagai sumber kehidupan, dan dari sanalah masyarakat mulai berdatangan, hingga Tawang menjadi permukiman yang ramai.

Menariknya, kelima sumur peninggalan para pepunden ini masing-masing memiliki nama Sumur yang berbeda, Rogo Bahu memiliki sumur Di pantai tawang, Sumur Gede Nyi Gadung Melati, Sumur pinggir Nyi Gambir Anom, Sumur Wungu Tumenggung Mangkunegaran, dan Sumur teren Ki Wonocaki.

Kelima sumur tersebut dipercaya memiliki daya spiritual dan menjadi tempat pelarungan sajen dalam prosesi adat tahunan.

Kelima tokoh ini kemudian dikenal sebagai leluhur atau pepunden. Mereka memiliki kegemaran yang sama: mendengarkan gending-gending Jawa.

Dari semuanya, kesukaan Ki Wonocaki pada gending Jangkrik Genggong menjadi yang paling membekas di benak warga. Gending itu dikenal energik, khas, dan menjadi ikon kebudayaan Tawang hingga kini.

Setelah wafatnya kelima pepunden, warga setempat mengaku mendapatkan petunjuk melalui mimpi untuk menjaga dan merawat sumur peninggalan mereka. Dari sanalah muncul inisiatif untuk menggelar tradisi tahunan Tradisi Jangkrik Genggong.

Di tahun ini kegiatan puncak dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2025 ,namun acara diawali dua hari sebelum acara puncak. Hari pertama diisi dengan bersih dusun, dan hari kedua prosesi adat, termasuk doa bersama serta makan bersama bertempat di Pelelangan Ikan (TPI) Tawang.

Prosesi dilanjutkan dengan pelarungan sajen ke lima sumur sebagai bentuk penghormatan kepada para pepunden.

Puncak acara ditandai dengan pertunjukan tari sakral, dimana kelima pepunden diperankan oleh pria meski dua di antaranya adalah tokoh perempuan. Setiap tokoh mendapat giliran menari, dengan penutup Ki Wonocaki yang menampilkan tarian iringan gending Jangkrik Genggong.

Juru kunci lokasi sumur, Suwito, saat ditemui menyatakan bahwa tradisi ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan wujud ketaatan terhadap amanah spiritual.

“Ini bukan sekadar budaya, tapi warisan yang harus dijaga dengan hati. Kita diajari menghormati tanah, leluhur, dan sejarah. Gending Jangkrik Genggong itu bukan hanya suara, tapi simbol semangat hidup warga Tawang,” jelas Suwito. Selasa, (13/5/2025).

Menariknya, warga meyakini bahwa jalur tengah menuju panggung adalah jalur khusus yang tidak boleh dilewati sembarangan. Jika dilanggar, diyakini akan berakibat kesurupan, sebagai bentuk pelanggaran terhadap jalan para leluhur.

Tradisi Jangkrik Genggong menjadi warisan budaya yang hidup, bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga wujud ketaatan terhadap nilai, sejarah, dan spiritualitas lokal. (*)

Dengan pelestarian yang terus dilakukan oleh masyarakat Tawang, tradisi ini menjadi simbol harmoni antara manusia, budaya, dan alam.(*)

Tags: #PACITANJangkrik Genggong
SendShare2Tweet2
Previous Post

Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

Admin Berita Pacitan

Admin Berita Pacitan

Please login to join discussion
Berita Pacitan

Media Online Pertama di Kabupaten Pacitan yang menumbuhkan jiwa optimisme, di kemas dalam berita positif dan mengispirasi sesuai Undang-Undang Pers Tahun 1999

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan
Pariwisata

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

by Admin Berita Pacitan
May 13, 2025
0
15

Beritapacitan.com, PACITAN - Di balik gemuruh ombak Pantai Tawang, tersimpan kisah mistis yang telah turun-temurun dipercaya oleh masyarakat Desa Sidomulyo,...

Read more
Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

May 12, 2025
25
Selebrasi pemain Bhayangkara Presisi usai mengalahkan LavAni di final Proliga 2025. (Instagram @moji.social)

Kalahkan LavAni, Bhayangkara Presisi Pertahankan Gelar Juara Proliga 2025

May 11, 2025
15
Paus Leo XIV, Paus Baru Terpilih: Ini Harapan Jemaat Katolik di Pacitan

Paus Leo XIV, Paus Baru Terpilih: Ini Harapan Jemaat Katolik di Pacitan

May 11, 2025
47
Wisatawan Nurul Permatasari saat berfoto di pinggiran Pantai Watu Karung Pacitan. (Foto: Nurul for Berita Pacitan)

Berlibur ke Pacitan: Pantai Watu Karung, Surga Foto Instagramable di Selatan Jawa

May 11, 2025
42

Berita Terbaru

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

May 13, 2025
Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer

May 12, 2025

Temukan Kami di :

Berita Terpopuler

  • Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan
  • Ingin Anak Berprestasi? Insan Mahardika Pacitan Tawarkan Bimbel dan Kursus Komputer
  • Kalahkan LavAni, Bhayangkara Presisi Pertahankan Gelar Juara Proliga 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

No Result
View All Result
  • Home
  • Kuliner
  • Kriminal
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Olah Raga
  • Login

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In