Berita Pacitan.com,Pacitan– Masih dalam suasana Idulfitri 1446 H, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Pacitan menggelar silaturahmi ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan, Senin (8/4/2025).
Kunjungan ini tidak hanya menjadi ajang saling memaafkan, tetapi juga soal tindak lanjut atas surat rekomendasi strategis terkait kondisi pasar.
Surat yang dimaksud merupakan hasil kajian dan aksi PMII pada Februari lalu, yang menyoroti semakin lesunya aktivitas, khususnya di Pasar Minulyo.
Dalam surat itu, PMII merekomendasikan penertiban pedagang liar serta revitalisasi fungsi pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi rakyat yang juga memiliki nilai historis penting bagi masyarakat Pacitan.
Ketua DPRD Pacitan, Arif Setyo Budi, menerima langsung kunjungan tersebut.
Dalam perbincangan terbuka, Arif menyampaikan dukungan penuh terhadap aspirasi mahasiswa.
Ia menegaskan, DPRD tidak akan tinggal diam melihat kondisi pasar yang terus merosot.
“Kami berterima kasih atas perhatian dan peran aktif PMII dalam mengawal isu-isu kerakyatan. Surat rekomendasi tersebut menjadi perhatian kami. Dalam waktu dekat, kami akan memanggil Kepala Disdagnaker untuk berkoordinasi mencari solusi terbaik,” ujar Arif.
Ketua PMII Pacitan, Al Ahmadi, menyebut, langkah yang ditempuh merupakan bagian dari gerakan advokasi yang berkelanjutan soal sektor kepariwisataan.
Pedagang, warga, dan anak muda Pacitan menginginkan hadirnya pasar rakyat yang tertata dan mampu memberikan kebermanfaatan yang lebih luas.
“Kami sadar, penataan pasar bukan perkara mudah. Namun dampaknya banyak retribusi daerah yang amblas karena hal itu. Pemerintah seharusnya hadir dengan pendekatan humanis. Dan yang paling penting, fungsi Pasar Minulyo perlu dikembalikan sebagai denyut nadi ekonomi lokal,” tegasnya.
PMII berharap, setelah Lebaran ini, komitmen yang disampaikan DPRD dapat segera diwujudkan dalam langkah konkret lintas sektor.
Mereka juga menegaskan siap terlibat aktif dalam proses pengawalan, agar revitalisasi Pasar Minulyo tak hanya berhenti di meja birokrasi. (*)