Tuesday, May 20, 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
Berita Pacitan
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Ekonomi
  • Opini
  • Kriminal
  • Olah Raga
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pemerintahan
  • Kesehatan
  • Peristiwa
  • Login
No Result
View All Result
Berita Pacitan
No Result
View All Result
Home Pariwisata

Monumen Palagan Tumpak Rinjing Pacitan Kini Rusak Tak Terawat

Diki Kurnia by Diki Kurnia
January 15, 2025
in Pariwisata, test
Reading Time: 2min read
0
Monumen Palagan Tumpak Rinjing Pacitan Kini Rusak Tak Terawat

Kondisi Monumen Palagan Tumpak Rinjing yang mulai ditumbuhi lumut, Selasa, 14 Januari 2025. (Foto: Diki Kurnia/Beritapacitan)

25
SHARES
62
VIEWS
WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Monumen Palagan Tumpak Rinjing yang terletak di Kabupaten Pacitan kini tampak memprihatinkan.

Cat temboknya memudar, sampah berserakan, dan fasilitas yang mulai rusak adalah gambaran dari kondisi terkini monumen yang dulu menjadi simbol kebanggaan sejarah.

Related posts

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

Kisah Rogo Bahu dan Lima Sumur Pepunden Tawang dalam Ritual Jangkrik Genggong Pacitan

May 13, 2025
17
Wisatawan Nurul Permatasari saat berfoto di pinggiran Pantai Watu Karung Pacitan. (Foto: Nurul for Berita Pacitan)

Berlibur ke Pacitan: Pantai Watu Karung, Surga Foto Instagramable di Selatan Jawa

May 11, 2025
43

Tak hanya itu, longsor yang terjadi di area sekitar monumen juga semakin memperburuk keadaan, namun hingga kini belum ada perhatian serius untuk penanganannya.

Monumen ini diresmikan pada 20 Mei 1980 dan menjadi saksi bisu perjuangan melawan penjajah Belanda, serta menjadi salah satu jalur gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman selama masa perang kemerdekaan.

Keberadaan monumen ini pun menjadi penting bagi masyarakat Pacitan, sebagai bukti sejarah perjuangan bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian terhadap monumen ini semakin memudar, membuat warga setempat sangat prihatin.

Salah satu warga yang peduli, Tumirah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi monumen yang kini terlantar.

Tumirah dan almarhum suaminya, Misno, sebelumnya diberikan amanah untuk merawat monumen ini oleh keluarga Jenderal Sudirman dari Solo.

Namun, sejak suaminya meninggal dua tahun lalu, tidak ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas perawatan monumen tersebut.

“Dulu katanya dikelola oleh daerah, tapi sekarang disebut sebagai aset desa. Masalahnya, tidak ada komunikasi dari desa ke keluarga kami, yang sebelumnya bertanggung jawab merawat,” ujar Tumirah dengan nada kecewa, Selasa, 14 Januari 2025.

Warga setempat, Tumirah saat bercerita soal almarhum suaminya, Misno, sebelumnya diberikan amanah untuk merawat monumen ini oleh keluarga Jenderal Sudirman dari Solo. (Foto: Diki Kurnia/Beritapacitan)

Ia baru mengetahui bahwa monumen ini kini menjadi aset desa setelah diberitahukan oleh dinas sosial. Namun, meski sudah berpindah statusnya, desa belum melakukan perawatan atau berkoordinasi dengan keluarga Tumirah untuk mengelola monumen tersebut.

Keadaan kompleks monumen yang dulunya ramai pengunjung kini sangat memprihatinkan.

Rumput liar tumbuh tak terkendali, bangunan monumen terlihat kusam, dan sampah menumpuk di berbagai sudut. Longsor yang terjadi di sekitar area monumen semakin memperburuk kondisinya.

“Kalau tidak sering dibersihkan, tempat ini sudah mirip hutan. Padahal dulu ramai pengunjung, terutama saat peringatan sejarah,” kata Tumirah mengenang.

Dulu, pengelolaan monumen ini dilakukan dengan menjual tiket masuk, dan sebagian hasilnya digunakan untuk perawatan. Namun, dengan menurunnya jumlah pengunjung, pengelolaan monumen pun akhirnya terhenti.

“Sepertinya tidak ada anggaran dari pemerintah untuk menghidupkan kembali monumen ini. Sayang sekali kalau dibiarkan begitu saja,” tambah Tumirah

Meski demikian, monumen ini masih memiliki nilai edukasi. Pelajar dari berbagai sekolah sesekali mengunjungi untuk belajar sejarah, melaksanakan kemah, atau kegiatan lapangan lainnya. Namun, jika kondisi monumen terus memburuk, fungsi edukasi ini bisa hilang sepenuhnya.

Tumirah berharap agar pemerintah, baik dari tingkat desa maupun kabupaten, segera turun tangan. Selain melakukan perbaikan fisik, ia juga meminta agar ada komunikasi yang jelas terkait status dan tanggung jawab pengelolaan monumen ini.

“Kalau terus dibiarkan, anak cucu kita tidak akan bisa melihat wujudnya lagi. Pemerintah harus segera bertindak,” pungkasnya. (*)

Tags: #PACITANMonumen Tumpak Rinjing
SendShare10Tweet6
Previous Post

Hablum Minal ‘Alam: Santri Demokrasi Gelar Aksi Bebersih Pantai di Pacitan

Next Post

Kejagung Geledah 2 Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Duit Rp 21 Miliar Disit

Diki Kurnia

Diki Kurnia

Jurnalis aktif di media online Beritapacitan.com Saat ini aktif melakukan peliputan di wilayah Kabupaten Pacitan. Berkomitmen untuk memberikan yang terbaik melalui profesinya.

Next Post
Kejagung Geledah 2 Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Duit Rp 21 Miliar Disit

Kejagung Geledah 2 Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Duit Rp 21 Miliar Disit

Cuaca Ekstrem, Pengusaha Grubi di Pacitan Keluhkan Mutu Ubi Anjlok Berair

Cuaca Ekstrem, Pengusaha Grubi di Pacitan Keluhkan Mutu Ubi Anjlok Berair

Baznas Pacitan Salurkan Bantuan Infak untuk Pemberdayaan UMKM dan Masyarakat

Baznas Pacitan Salurkan Bantuan Infak untuk Pemberdayaan UMKM dan Masyarakat

Please login to join discussion
Berita Pacitan

Media Online Pertama di Kabupaten Pacitan yang menumbuhkan jiwa optimisme, di kemas dalam berita positif dan mengispirasi sesuai Undang-Undang Pers Tahun 1999

BKD Pacitan Tingkatkan Strategi Monitoring untuk Optimalkan Penerimaan Pajak Daerah
Pemerintahan

BKD Pacitan Tingkatkan Strategi Monitoring untuk Optimalkan Penerimaan Pajak Daerah

by Diki Kurnia
May 20, 2025
0
13

Beritapacitan.com, PACITAN – Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Pacitan terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak daerah, khususnya dari sektor Pajak Bumi...

Read more
Diki Kurnia Pimpin PMII STAINU Pacitan, Siap Kawal Isu Pendidikan

Diki Kurnia Pimpin PMII STAINU Pacitan, Siap Kawal Isu Pendidikan

May 20, 2025
8
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPKB dan PPPA) Pacitan, Jayuk Susilaningtyas, M.M. (Foto: Sunardi Beritapacitan.com)

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pacitan Naik Tipis, Jayuk: Malah Bagus

May 20, 2025
18
Dindik Pacitan Soroti Kasus Pelajar Berpasangan, Tekankan Peran Orang Tua dan Sekolah

Dindik Pacitan Soroti Kasus Pelajar Berpasangan, Tekankan Peran Orang Tua dan Sekolah

May 20, 2025
16
PMII Pacitan Apresiasi Razia Kos-Kosan oleh Aparat, Usulkan Jadi Agenda Rutin

PMII Pacitan Apresiasi Razia Kos-Kosan oleh Aparat, Usulkan Jadi Agenda Rutin

May 18, 2025
21

Berita Terbaru

BKD Pacitan Tingkatkan Strategi Monitoring untuk Optimalkan Penerimaan Pajak Daerah

BKD Pacitan Tingkatkan Strategi Monitoring untuk Optimalkan Penerimaan Pajak Daerah

May 20, 2025
Diki Kurnia Pimpin PMII STAINU Pacitan, Siap Kawal Isu Pendidikan

Diki Kurnia Pimpin PMII STAINU Pacitan, Siap Kawal Isu Pendidikan

May 20, 2025

Temukan Kami di :

Berita Terpopuler

  • BKD Pacitan Tingkatkan Strategi Monitoring untuk Optimalkan Penerimaan Pajak Daerah
  • Diki Kurnia Pimpin PMII STAINU Pacitan, Siap Kawal Isu Pendidikan
  • Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pacitan Naik Tipis, Jayuk: Malah Bagus
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

No Result
View All Result
  • Home
  • Kuliner
  • Kriminal
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Olah Raga
  • Login

© 2021 PT MEDIA BERITA PACITAN Made with love by BikinKarya Creative Labs

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In