Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pacitan yang dinakhodai oleh Al Ahmadi, dijadwalkan akan geruduk Dispadbudpora pada Kamis, 9 Januari 2025 besuk.
Aksi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari tuntutan yang telah dilayangkan pada aksi sebelumnya, Jumat, 13 Desember 2024. Fokus utama tuntutan tersebut adalah evaluasi terhadap capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tak sesuai target.
Dikabarkan, capaian PAD hanya diangka 78 persen dari target yang telah ditetapkan, yakni Rp10,9 miliar.
Menanggapi hal ini, PMII menuntut kembali pertanggungjawaban Dispadbudpora, baik secara kelembagaan, khususnya kepada masyarakat Pacitan.
Ketua PMII Pacitan, Al Ahmadi, menyatakan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kinerja instansi yang dinilai kurang maksimal.
“Bukan kami yang bertindak semena-mena untuk menegaskan agar Dispadbudpora menyadari hal ini, melainkan masyarakat Pacitan yang seharusnya diberikan permohonan maaf atas kinerja Dispadbudpora yang terlalu buruk,” tegas Al Ahmadi, Rabu, 8 Januari 2024.
Mewakili ratusan anggota, Al Ahmadi mengingatkan janji Kepala Dispadbudpora, dan Kepala Bidang (Kabid)-nya yang sebelumnya menyatakan kesiapannya untuk dicopot dari jabatannya jika target PAD tidak tercapai.
Kedepan, Ia juga meminta peran aktif legislatif dan eksekutif dalam mengawal proses ini.
“Kami akan meminta surat pengunduran diri dari mereke. Dan menyetorkan kepada pihak eksekutif dan legislatif. Hal ini berlaku untuk kepala dinas dan pegawai yang tidak kompeten di bidangnya,” tegasnya.
PMII juga menyoroti alokasi anggaran yang dinilai tidak efektif. Dana untuk pembangunan sektor pariwisata dinilai terlalu minim, sementara pengeluaran untuk perencanaan dan pengadaan jasa event dianggap terlalu besar.
“Pembangunan fisik sangat minim dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan untuk perencanaan. Minimal dikuatkan itu sistemnya, mulai dari tiket hingga tawaran yang menarik buat wisatawan,” ujar Al Ahmadi.
Pun dalam aksi sebelumnya, Turmudi sering menggunakan alasan “konsep” sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan terkait kinerja Dispadbudpora.
PMII menegaskan bahwa tahun 2025 harus menjadi tahun realisasi, bukan lagi sekadar konsep.
“Di momen ini, PMII tak menerima jawaban seperti itu lagi. Konsep saja tidak cukup. Warga Pacitan membutuhkan tindakan nyata,” tegas Al Ahmadi.
PMII berharap pertemuan besok ini menjadi langkah lanjutan untuk memperbaiki kinerja Dispadbudpora serta meningkatkan komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan Pacitan.
“Semoga peran kami memang masih diharapkan oleh masyarakat Pacitan. Dan didukung oleh banyak pihak,” tutup Al Ahmadi. (*)