Beritapacitan.com, PACITAN– Dusun Kendal, Desa Klesem di Kabupaten Pacitan memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai ‘Gawokan’. Ritual ini dipercayai oleh warga setempat sebagai cara untuk memohon agar hujan segera turun.
Tradisi Gawokan, yang telah dilestarikan turun-temurun sejak zaman dahulu, hanya diadakan sekali setahun, tepatnya pada hari Senin dan Kamis. Tradisi ini menjadi semacam bentuk doa kolektif masyarakat untuk menghadapi musim kemarau panjang.
Ketika musim kemarau tiba dan sumber air semakin sulit, warga Dusun Kendal memutuskan untuk melaksanakan tradisi Gawokan.
Seorang warga setempat, Miskinem berusia (68), menjelaskan bahwa sebelum memasuki acara inti, masyarakat memulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh desa, memohon agar hujan segera turun. Setelah proses doa selesai, masyarakat melanjutkan ke prosesi Gawokan.
Gawokan sejatinya mata uang tradisional yang digunakan dalam ritual ini yang berasal dari kerang laut. Dalam tradisi Gawokan, mata uang Gawok lazim digunakan sebagai alat tukar pengganti mata uang konvensional.
Masyarakat berkumpul di suatu tempat, dan makanan yang dibawa oleh warga akan diperdagangkan menggunakan Gawok. “Proses jual beli hanya bisa diterima jika menggunakan Gawok,” ungkap Miskinem, Senin (29/1/2024).
Meskipun tidak diwajibkan, setiap tahun masyarakat dengan antusias melibatkan diri dalam tradisi Gawokan. Pun cara ini tidak selalu berhasil mendatangkan hujan, tradisi Gawokan tetap menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Dusun Kendal.
Tradisi Gawokan menjadi simbol harapan dan doa di tengah musim kemarau, serta memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong antar warga.
“Bila tidak dilakukan tidak masalah, tetapi setiap tahun warga selalu antusias untuk terus melestarikan dan menggelar tradisi Gawokan,” kata Miskinem.
Tradisi Gawokan ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebersamaan dan kepercayaan dalam menyikapi alam dan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Khususnya bagi masyarakat Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. (*)