Beritapacitan.com-Majunya perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu cepat, hal ini dapat terlihat dari banyaknya produk-produk yang dipasarakan oleh para produsen bidang tekonologi kepada masyarakat sehingga tingkat pemahaman pada bab teknologi pun juga meningkat.
Tingginya tingkat teknologi pada masa ini dengan dukungan media sosial, dikuasai oleh kaum milenial yang mana tingkat pengetahuan mereka begitu cepat dalam memahami, mengakses, dan memanfaatkan teknologi tersebut. Adanya teknologi yang begitu canggih diiringi oleh media sosial dengan tingkat penyebaran informasi begitu cepat, memungkinkan para generasi muda cukup handal menguasai ranah tersebut.
Tidak hanya para kaum milenial saja yang harus mengikuti perkembangan tentang pengetahuan teknologi ini, para orangtua dari kaum milenial pun juga harus andil dalam perkembangan tersebut.
Pengetahuan tentang teknoligi bagi para orangtua sangatlah penting guna mengetahui serta mengontrol perilaku dan sikap yang dimiliki oleh anak-anak mereka agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif.
Media sosial yang tercipta dari perkembangan teknologi tersebut digunakan oleh tiap individu ke individu yang lain menyebabkan penyebaran informasi yang diterima oleh para masyarakat begitu cepat.
Cepatnya penyebaran informasi dari bebagai penjuru dunia sangat dimanfaatkan oleh para penggunannya, terlebih lagi para kaum milenial. Para remaja di Indonesia pun ikut serta dalam memanfaatkan penyebaran informasi tersebut dari media sosial, dengan percepatan informasi yang diperoleh oleh remaja di Indonesia sangat berpengaruh bagi mereka.
Pasalnya dengan perolehan informasi tersebut, mereka mampu bersaing dalam hal penampilan, pengetahuan, hingga menciptakan suatu karya yang baru. Namun, tidak selalu media sosial berpengaruh positif bagi penggunanya, ada pula efek negatif yang diterima bagi para pengguna khususnya dari kalangan remaja.
Efek yang paling terlihat dari media sosial untuk para remaja pada saat ini adalah menurunnya tingkat mental yang dimiliki serta kurangnya etika dalam bersosial di lingkungan sekitarnya.
Ada kalanya seorang individu bersosial dilingkungan sekitarnya dan tidak selalu bersosial menggunakan media online. Adanya media sosial yang berdampak bagi para remaja sangatlah berpengaruh pada jiwa kesosialan mereka, karenanya beberapa remaja ketika bersosial dengan lingkungan sekitar cenderung pemalu, kurang berinteraksi, dan kurangnya tingkat kepercayaan terhadap diri sendiri.
Hal tersebut muncul karena mental para remaja sekarang begitu menurun dari pada kamu remaja pada masa-masa sebelumnya. Tidak hanya mental yang berdampak bagi para remaja, penurunan tingkat etika yang diperlihatkan juga amat menurun, hal ini terlihat pada perilaku yang kurang menghargai serta sopan santun dalam berbahasa yang ditujukan kepada orang disekitarnya, terlebih lagi kepada para orangtua.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di google form pada 09-10-21 dengan koresponden para remaja di Indonesia menunjukkan bahwa 67,7% mengalami kekurangan mental. Nilai persentase yang dihasilkan, berkemungkinan berasal dari efek pandemi Covid-19 karena terjadinya pandemi tersbut mengakibatkan para remaja berada dirumah dengan besosialisasi secara virtual serta proses belajar mengajar dilakukan secara online atau daring.
Hal tersebut mengakibatkan kurangnya interaksi dengan sesama sehingga para remaja kekurangan interaksi secara langsung dan beralih menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan yang lainnya.
Kurangnya interaksi secara langsung mengakibatkan mental para remaja kurang terdidik, hal ini dapat dilihat berdasarkan survei sebanyak 38,1% dengan gampangnya sensi ketika dihina oleh teman, dan sebanyak 61,9% lebih bersikap bodo amat ketika dihina maupun diolok-olok.
Namun, tingginya nilai dari remaja yang bersikap bodo amat tersebut, ditunjang dengan lebih nyamannya mereka dan cenderung lebih percaya diri ketika bersama teman-temannya hal tersebut ditunjukkan dengan 52,4% berdasarkan survei.
Tidak hanya kekurangan mental saja yang dialami oleh remaja zaman sekarang, menurunnya etika yang dimiliki para remaja dalam bersosial juga perlu diperhatikan. Karenanya kekurangan tersebut dipengaruhi sebanyak 60% mereka merasa banyak teman sehingga meningkatkan tingkat kepercayaan diri dan berperilaku hiperaktif maupun agresif.
Namun, ketika mereka sedang sendiri disuatu tempat yang belum pernah atau jarang mereka kunjungi perilaku mereka bertolak belakang ketika tidak bersama teman-temannya, survei menunjukkan bahwa 60% mereka bersifat pemalu dan pendiam. Hal lain yang mendukung menurunnya tingkat etika yang para remaja miliki adalah dengan kurangnya bersosial atau menambah relasi baru guna meningkatkan pola pikir serta etika yang baik dan benar.
Sebab dari kurangnya remaja dalam bersosial atau menambah relasi baru dipengaruhi 90% dari mereka lebih nyaman bersosial dengan orang yang sudah dikenal dari pada orang yang belum dikenal atau orang baru dikenal.
Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa peran dari orangtua sangat mempengaruhi masa depan anak-anaknya. Untuk memunculkan kedewasaan mereka para orangtua perlu mendidik perilaku dan sikap untuk bersosial dengan baik dan lebih menghargai suatu pendapat atau usulan dari orang lain.
Selain itu, para orang tua perlu mendidik agar para anak-anaknya lebih paham tentang persoalan mental supaya mereka bisa melewati hal-hal yang sekiranya mereka mampu tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain.
Pihak dari orangtua pun harus menyadari dan perlu mengetahui tentang perkembangan dari pergaulan pada masa sekarang ini. Tidak selalu pergaulan yang dimiliki remaja menuju ranah yang negatif ada pula lingkup pergaulan yang sehat atau positif, dengan maraknya tempat perkopian yang begitu banyak biasanya pergaulan yang baik berawal dan berada di sana.
Orangtua pun tidak perlu mengekang atas kebebasan dari anak-anaknya tersebut, karenanya anak-anak yang sudah pada golongan remaja akan mendewasakan diri berdasarkan pengalamannya sendiri maupun pengalaman dari teman-temanya dan juga kebebasan yang mereka miliki.
Penulis: Humam Naufal Fadhlullah, Mahasiswa Prodi : Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
CATATAN: Opini Ini sepenuhnya tanggung jawab penulis bukan bagian dari Beritapacitan.com